Senin, 22 April 2013

Top Ittipat - Tao Kae Noi

Seorang pengusaha muda yang dikenal dengan nama Top Ittipat ini memiliki nama lengkap Aitthipat Kulapongvanich, Beliau dilahirkan di Thailand. Beliau pemilik Tao Kae Noi (camilan rumput laut) yang sudah memiliki lebih dari 2.500 karyawan, mendistribusikan Tao Kae Noi ke 6000 cabang 7-eleven, dan mengekspor camilannya ke 27 negara, serta memiliki perkebunan rumput laut di Korea Selatan, pendapatannya pada tahun 2012 sebesar 1.500 Juta Bath (± Rp 450 Milyar)

Top adalah seorang anak muda yang dibesarkan oleh keluarga yang sangat mementingkan pendidikan sehingga dia sangat dituntut untuk menjadi anak yang pintar dan sekolah hingga setinggi mungkin. Pada waktu itu Top masih berusia 16 tahun hanya seorang pelajar yang kecanduan bermain game online dan suka bolos sekolah. Waktu pelajaran pun dia terus saja bermain game online. Suatu saat teman bermain game ingin membeli senjatanya, terjadilah tawar menawar.

            “Maaf, aku tidak menjualnya, susah dapetinnya, aku juga Cuma punya 1 ini.” Kata Top
            “Ayolah, aku kasih 30 Juta UB.” Balas temannya
            “Aku mau 50 Juta UB.” Balas TOP
            “Hei, 500 SGD (± Rp 4 Juta) aja.” “Berikan nomor rekeningmu aku akan transfer sekarang juga.”
            Lanjut temannya tanpa memberi kesempatan Top untuk berfikir.

Top pulang dan memberikan nomor rekening pamannya. Dan Top mendapatkan uangnya, disitulah awal Top berbisnis. Dari game online saja dia bisa mendapatkan hingga 1 Juta Bath (± Rp 3 Juta) hingga bisa membeli hal-hal yang dia inginkan dan sebuah mobil seharga 699,999 Bath (± Rp 200 Juta) dari perdagangan senjatanya di game online tersebut. 

Kehidupan Top bisa dibilang boros, dia membayar penjaga sekolah dan hampir membayar kepala sekolah agar Top tidak dihukum karena sudah melakukan pelanggaran.

Karena pencapaian Top, semua orang di SMA memperhatikannya dan mendapatkan kekasih bernama Lin.

Cerita masih terus berlanjut. Top tidak diterima diperguruan tinggi negri, dengan terpaksa dia harus kuliah di perguruan tinggi swasta, dia pun pergi ke sebuah toko untuk membeli playstation.

            “Baiklah, harganya 25.000 Bath.” Ujar penjual
            “Turun dikitlah, 24.000 Bath.” Sahut Top. “Begini deh, aku beli 25.000 dan bonus 1 DVD.” Tambah
            Top tanpa memberi kesempatan penjual untuk menjawab.

Akhirnya Top mendapatkan 1 playstation dan 1 DVD dengan harga 25.000 Bath.

Dia mulai berbisnis DVD, tapi nasibnya masih belum bagus dia ditipu oleh penjual DVD hingga 25.000 Bath. Akhirnya Top mencoba untuk kuliah swasta, walaupun teman-temannya sangat serius kuliah, Top tetap suka bolos dan ingin membuka sebuah bisnis sendiri. Ketika dalam perjalanan dengan perut lapar, Dia singgah di food expo disana dia mendapatkan makan gratis dan sekaligus menemukan sebuah mesin pembuat kacang otomatis.

Singkat cerita Top membuka outletnya di sebuah Mall, perjalanan bisnis kacangnya ini bisa dibilang lumayan mulus tanpa hambatan. Kelancaran bisnisnya ini membuat Top berani meninggalkan kelas pada saat ujian berlangsung, tapi karena mesin Top mengeluarkan asap dan mengotori dinding Mall, maka petugas Mall mengusirnya.

Kali ini Top tidak tau lagi kemana jalan yang harus dia lewati lagi, dengan pikiran yang kacau Top menyusuri jalan Kota hingga akhirnya bertemu dengan Lin (pacar setia Top). Top pulang bersama Lin, dalam mobil Lin membawa setoples camilan rumput laut dari Provinsi Rayong, Thailand Timur.

            “Emang disini nggak dijual, sampai beli sejauh itu?” Tanya Top.
            “iya, aku suapin aja biar kamu tetap konsentrasi nyetir.” Jawab Lin.

Rasa rumput laut itu begitu enak. Top pun mendapat pencerahan untuk berbisnis rumput laut. Top mencoba membeli rumput laut mentah dan menggorengnya, tapi rasanya tidak enak, mudah basi, dan hanya bertahan beberapa hari. Top pergi ke Kasetsart University dan menanyakan kepada Dewan Pendidikan Fakultas Ilmu dan Teknologi Pangan, Top bercerita tentang masa perjalanannya yang menyedihkan, dan dia mendapatkan solusinya.

Top membeli lagi banyak rumput laut mentah untuk digoreng. Tapi saying seribu saying, rasa rumput laut itu masih tidak enak. Terus Top bersama pamannya mencoba menggoreng, hingga saat Top pulang membeli rumput laut mentah, cuaca pada saat itu hujan lebat. Keadaan lampu rumah belum dinyalakan.

            “Paman dimana kamu? Aku membawakan rumput laut untuk kita goreng.” Teriak Top yang melihat
            dalam rumahnya yang tampak sepi tidak berpenghuni.

Top melihat pamannya terbaring dilantai, mungkin terpeleset lantai yang licin karena hujan. Top membawanya ke rumah sakit untuk merawat pamannya.

Top kembali pulang dan melihat sekantong rumput laut tergeletak di lantai yang dibasahi air hujan. Top mencoba menggorengnya, dan rasanya sungguh beda, itu enak dan tidak pahit. Top memamerkan kepada pamannya  yang masih terbaring dirawat di rumah sakit, pamannya memuji rasa rumput laut itu karena sangat enak.

Setelah pamannya sembuh, Top mulai berjualan lagi di Mall. Dan kali ini tidak akan ada yang mengusirnya karena dinding Mall yang kotor. Perjalanan bisnis rumput lautnya ini sangat berkembang pesat di Mall tersebut, hingga akhirnya dia mencoba melebarkan sayapnya.

Ketika dia membeli sebuah batrai untuk radionya dan sebuah camilan di mini market 7-Eleven, Top mulai membayangkan bagaimana jika produk rumput lautnya bisa tersebar di ribuan cabang 7-eleven. Top mencoba mendaftarkan produknya ke 7-Eleven dan bertemu dengan Ny. Pu (General Manager 7-Eleven), tapi sayang karena ukurannya yang besar, desain yang tidak menarik, dan harga yang terlalu mahal membuat Tao Kae Noi tidak diijinkan masuk di 7-Eleven.

Tanpa ada kata menyerah, Top mendatangi seorang desainer untuk mendesain kemasan Tao Kae Noi. Singkat cerita, Tao Kae Noi diterima masuk di lebih dari 6.000 cabang 7-Eleven dengan syarat mengirimkan produknya sebanyak 72.000 kemasan dalam waktu 1 bulan dan akan dinilai oleh tim GMP (Good Manufacturing Practice) dan dalam 2 bulan Top harus menyelesaikan syaratnya untuk mengirim 72.000 kemasan.

Top pergi ke sebuah Bank untuk meminjam dana untuk pembangunan pabrik, Top menceritakan semuanya ke petugas Bank. Tapi sayang karena orang tua Top memiliki hutang sangat besar hingga 40 Juta Bath (± Rp 13 Milyar) itu membuat Top tidak bisa mendapatkan pinjaman dari Bank.

Tidak menyerah, Top menjual mobilnya dan menggunakan bekas gudang yang disita oleh Bank untuk dibuat pabrik Tao Kae Noi.

Singkat cerita, Top lolos uji dari tim GMP dan mampu menyelesaikan 72.000 kemasan dalam 2 bulan.

2 tahun setelah kerjasama dengan 7-Eleven, Top mampu melunasi hutang-hutang ayahnya sebesar 40 Juta Bath, dan bisa menmpati rumah bersama orang tuanya, dan mendapatkan pinjaman dari bank untuk mengembangkan pabriknya dan membangun perkebunan rumput laut di Korea Selatan

Dan akhir cerita Top menjadi seorang pengusaha muda yang semangatnya membuat inspirasi banyak orang.



“Jangan patah semangat walau apapun yang terjadi.

Jika kita menyerah, maka habislah sudah.”

TOP ITTIPAT


3 komentar:

  1. klik aja di http://www.sales-toyota.com

    BalasHapus
  2. film yang menginspirasi kita untuk selalu berusaha mencapai mimpi kita, dan itu butuh semangat dan pantang menyerah....

    BalasHapus